Selasa, 11 Desember 2018

Makalah Literasi Media Digital


MAKALAH

Literasi Media Digital


“Tugas Jurnalistik Online”
Mata Kuliah : Jurnalistik TV dan radio




DISUSUN OLEH :
Mohammad Kholil Ja’far
5.16.03.05.0.031
Niki Ratna Sari
5.16.03.05.0.040
Putri Mahesta Ayu H
5.16.03.05.0.044
Rirys Carnova
5.16.03.05.0.
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM MAJAPAHIT
2018



Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Literasi Media Digital” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Literasi Media Digital. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya materi yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Mojokerto, 12  Desember 2018



                                                                                                            Penyusun










DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................,,..............i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah......................................................................................1
1.2  Rumusan Masalah................................................................................................1
1.3  Tujuan..................................................................................................................2
1.4  Manfaat................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Literasi Media Digital........................................................................3
2.2  Elemen utama Literasi Media Digital...................................................................3
2.3  Jenis jenis Literasi Media Digital.........................................................................4
2.4  Cara melakukan Literasi Media Digital................................................................5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................................6
3.2  Saran......................................................................................................................6

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Literasi media digital merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari informasi. Informasi adalah suatu hal tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia karena informasi manusia dapat melakukan berbagai hal. Dari waktu ke waktu informasi terus mengalami perkembangan yang diikuti dengan perkembangan media elektronik atau digital dan telekomunikasi.
Informasi bukan hanya berbentuk tercetak lagi, tetapi sudah dapat diakses dengan media digitalisasi. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan dapat mengikuti perkembangan zaman agar tidak ketinggalan informasi. Maka, untuk mengatasi masalah itu masyarakat harus memiliki kemampuan yang dikenal dengan istilah literasi media dan literasi digital.
Literasi media tidak hanya tentang mengerti sebuah teks media, dalam hal ini, teks media bukanlah huruf saja namun juga audio visual, baik yang bersifat searah maupun interaktif. Literasi media lebih kearah kemampuan (skill) yang memungkinkan pengguna media menyikapi teks media secara kritis dan bijak, sehingga tidak serta merta memercayai begitu saja dan tidak melakukan pencernaan atas teks media tersebut. Kemampuan Literasi Media semakin harus dimiliki karena perkembangan media (teknologi) yang eksponensial.
Literasi yang secara sederhana dapat diartikan sebagai melek huruf, kemampuan dan kecakapan baca tulis kini semakin terus digali dan disosialisaikan kepada khalayak. Terlebih lagi setelah terjadinya ledakan informasi. Kecakapan dan kecerdasan untuk menyaring informasi tersebut harus dimiliki seseorang dalam memilah informasi yang baik dan buruk. 
Literasi menjadi populer sekitar tahun 2000-an dan mulai dilakukan di negra dunia ketiga seperti Indonesia. Dalam Undang-Undang No.32/2003 tentang Penyiaran, literasi media dimaknai sebagai kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan sikap kritis  masyarakat.
Literasi media dan digital kini sudah mulai dibicarakan di masyarakat. Keduanya saling terkait satu sama lain. Hanya saja literasi media lebih memfokuskan pada penafsiran pesan yang disampaikan melalui media dan cara kita menanggapi pesan tersebut. Sedangkan literasi digital berfokus pada akses informasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi serta solusi atas sulitnya mengakses informasi karena sudah ada layanan internet yang mempermudah dalam berbagai aktivitas masyarakat.
1.2  Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
                     1.         Apakah yang dimaksud dengan Literasi Media Digital ?
                     2.         Apa sajakah elemen utama dalam Literasi Media Digital ?
                     3.         Apa sajakah jenis dari Literasi Media Digital ?
                     4.         Bagaimanakah cara melakukan Literasi Media Digital ?
1.3  Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
                     1.         Agar pembaca mengerti tentang literasi media digital
                     2.         Agar pembaca mengetahui elemen dalam literasi media digital
                     3.         Agar pembaca mengetahui jenis dari literasi media digital
                     4.         Agar pembaca memahami cara melakukan literasi media digital
1.4  Manfaat.
Adapun yang menjadi manfaat dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
a)      Manfaat Akademis.
Makalah ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada pembaca, khususnya mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Majapahit dan sebagai makalah selanjutnya dari segi menyikapi dan memahami tentang Literasi media digital.
b)      Manfaat Praktik.
Bagi para mahasiswa Ilmu Komunikasi yang pernah mendapatkan berita dengan judul clickbait, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi atau rujukan dan solusi terkait pengetahuan tentang Literasi media digital.




BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Literasi Media Digital
Literasi Media berasal dari bahasa Inggris yaitu Media Literacy, terdiri dari dua suku kata Media berarti media tempat pertukaran pesan dan Literacy berrati melek. Literasi media merujuk kemampuan khalayak yang melek terhadap media dan pesan media massa dalam konteks media massa. Paul messaris mendefinisikan literasi media yaitu pengetahuan mengenai bagaimana media berfungsi dalam masyarakat. Alan rubin (1998) menggabungkan beberapa definisi literasi media/ melek media sebagai: pemahaman sumber dan teknologi dari komunikasi, kode yang digunakan, pesan yanng diproduksi dan pemilihan, penafsiran, serta dampak dari pesan tersebut. Christ & james (1998) mendefinisikan literasi media sebagai dampak yang ditimbulkan pesan media. McCannon mengartikan literasi media sebagai kemampuan secara efektif dan secara efesien memahami dan menggunakan komunikasi massa (Strasburger & Wilson, 2002). James W Potter (2005) mendefinisikan literasi media sebagai satu perangkat perspektif dimana kita secara aktif memberdayakan diri kita sendiri dalam menafsirkan pesan-pesan yang kita terima dan bagaimana cara mengantisipasinya.
Istilah literasi digital mulai populer sekitar tahun 2005 ( Davis & Shaw, 2011 ), literasi digital bermakna kemampuan untuk berhubungan dengan informasi hipertekstual dalam arti bacaan tak berurut berbantuan komputer. Istilah literasi digital pernah digunakan tahun 1980-an (( Davis & Shaw, 2011 ), secara umum bermakna kemampuan untuk berhubungan dengan informasi hipertekstual dalam arti membaca non-sekuensial atau nonurutan berbantuan komputer ( Bawden, 2001 ).
Literasi media adalah kemampuan seseorang untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, mengkomunikasikan isi pesan media, analisis serta menghasilkan informasi untuk berbagai keperluan. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang akan dipengaruhi oleh media yang ada di sekitar kita berupa televisi, film, radio, musik terekam, surat kabar dan majalah. Dari media itu masih ditambah dengan internet bahkan kini pun melalui telepon seluler dapat diakses. Dari definisi itu dipahami bahwa fokus utamanya berkaitan dengan isi pesan media.
2.2  Elemen Utama Literasi Media Digital.
Untuk memahami definisi literasi media yang telah diuraikan diatas, maka perlu diketahui tujuh elemen utama dalam literasi media yaitu :
  1. Sebuah kesadaran akan dampak media terhadap individu dan masyarakat.
  2. Sebuah pemahaman tentang komunikasi massa.
  3. Pengembangan strategi – strategi yang digunakan untuk menganalisis dan membahas pesan – pesan media.
  4. Sebuah kesadaran akan isi media sebagai “teks” yang memberikan wawasan ddan pengetahuan ke dalam budaya kontemporer manusia dan diri manusia sendiri.
  5. Peningkatan kesenangan, pemahaman, dan apresiasi terhadap isi media (Silverblatt, 1995)

Berdasarakan definisi dan elemen – elemen tersebut literasi media dapat diklasifikasi ke dalam beragam tipe seperti :
-    Berdasarkan media yang dituju; terdiri dari literasi, literasi media (dalam arti sempit), dan literasi media baru. 
    -    Berdasarkan tingkat kecakapan; terdiri dari tingkat awal, tingkat menengah, dan tingkat lanjut. Tingkat awal biasanya berupa pengenalan media, terutama mengenai efek positif dan negatif yang potensial diberikan oleh media.Literasi media tingkt menengah bertujuan menumbuhkan keahlian memahami/menafsirkan pesan. Sedangkan pada tingkat lanjut akan menghasilkan output kemampuan memahami pesan secara lengkap hingga pada produksi pesan, struktur pengetahuan terhadap media yang relatif lengkap serta pemahaman kritis pada level aksi misalnya memberi masukan dan kritik pada organisasi dan menggalang aksi untuk mengritik media.
2.3  Jenis jenis Literasi Media Digital.
Menurut Eisenberg (2004) selain memiliki kemampuan literasi informasi, seseorang juga harus membekali dirinya dengan literasi yang lain seperti :
                     1.         Literasi visual adalah kemampuan seseorang untuk memahami, menggunakan dan mengekspresikan gambar.
                     2.         Literasi media merupakan kemampuan untuk mengakses, menganalisis dan menciptakan informasi untuk hasil yang spesifik. Media tersebut adalah Televisi, radio, surat kabar, film, musik.
                     3.         Literasi komputer adalah kemampuan untuk membuat dan memanipulasi dokumen dan data melalui perangkat lunak pangkalan data dan pengolah data dan sebagainya. Literasi komputer juga dikenal dengan istilah literasi elektronik atau literasi teknologi informasi.
                     4.         Literasi Digital merupakan keahlian yang berkaitan dengan penguasaan sumber dan perangkat digital. Beberapa institusi pendidikan menyadari dan melihat hal ini merupakan cara praktis untuk mengajarkan literasi informasi, salah satunya melaui tutorial.
                     5.         Literasi Jaringan adalah kemampuan untuk menggunakan, memahami, menemukan dan memanipulasi informasi dalam jaringan misalnya internet. Istilah lainnya dari literasi jaringan adalah literasi internet atau hiperliterasi.
2.4  Cara Melakukan Literasi Media
Terdapat tujuh kecakapan atau kemampuan yang diupayakan muncul dari kegiatan literasi media (Potter, 2004: 124),yaitu:
                     1.         Analyze/Menganalisa
Kemampuan menganalisa struktur pesan, yang dikemas dalam media, mendayagunakan konsep-konsep dasar ilmu pengetahuan untuk memahami konteks dalam pesan pada media tertentu. Misalnya, mampu mendayagunakan informasi di media massa untuk membandingkan pernyataan-pernyataan pejabat publik, dengan dasar teori sesuai ranah keilmuannya.
                     2.         Evaluate/Menilai
Setelah mampu menganalisa, maka kompetensi berikutnya yang diperlukan adalah membuat penilaian (evaluasi). Seseorang yang mampu menilai, artinya ia mampu menghubungkan informasi yang ada di media massa itu dengan kondisi dirinya, dan membuat penilaian mengenai keakuratan, dan kualitas relevansi informasi itu dengan dirinya; apakah informasi itu sangat penting, biasa, atau usang. Disini, terjadi perbandingan norma dan nilai sosial terhadap isi yang dihadapi dari media.
                     3.         Grouping/pengelompokan
Menentukan setiap unsur yang sama dalam beberapa cara yaitu menentukan setiap unsur yang berbeda dalam beberapa cara.
                     4.         Induction/Induksi
Menyimpulkan suatu pola dalam set kecil elemen, dan menggunakan pola generalisasi untuk semua elemen dalam himpunan tersebut .
                     5.         Deduction/deduksi.
Menggunakan prinsip-prinsip umum untuk menjelaskan khusus.
                     6.         Synthesis/sintesis
Merakit unsur-unsur ke dalam struktur baru.
                     7.         Abstracting/ abstrak
Menggambarkan secara singkat ,jelas, dan tepat isi dari pesan yang terkandung dalam media
Kecakapan di atas sebaiknya juga diperkuat dengan aspek-aspek yang harus dipahami dalam kegiatan literasi media (Silverblatt, 1995: 13), yaitu:
Ø  Proses
Ø  Konteks
Ø  Framework
Ø  Produksi nilai
Proses di dalam aktivitas penguatan literasi media sangat dipengaruhi oleh tujuan kegiatan tersebut. Bila tujuan dari kegiatan literasi media adalah mengenalkan efek media, prosesnya tentu saja mendahulukan mengakses isi pesan yang diasumsikan berefek tak baik. Sementara itu, bila tujuan untuk mengenalkan aspek produksi, tentu saja prosesnya melibatkan produksi dan semua aspeknya. Konteks juga sangat berpengaruh pada kegiatan literasi media. Maraknya pembicaraan tentang pornografi membuat kegiatan literasi media sebaiknya juga merujuk pada kasus-kasus pornografi di media. Aspek framework terutama berkaitan dengan aspek produksi. Kerangka pandang konten media mempengaruhi kegiatan literasi media, terutama yang berkaitan dengan motif komersial. Terakhir, kegiatan literasi media seharusnya menjadikan individu khalayak media memiliki nilai tersendiri, yang mana konten media yang dipandang baik dan dipandang buruk.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Media memang merupakan perpanjangan kemampuan manusia, sehingga disadari atau tidak, integritas dalam kehidupan sehari hari pun sangat tinggi. Ini bisa berdampak positif bisa juga sebaliknya jika tidak dimaknai secara fungsional. Terutama ancaman kapital yang kemudian dapat mempengaruhi para khalayak media, disinilah mengapa literasi emdia menjadi penting karena kemampuan mengkritisi teks media akan sangat membantu dan memahami pesan pesan yang dimunculkan sehingga tidak menjadi korban.
Literasi diartikan melek huruf dan kemampuan baca tulis. Literasi sangat erat kaitannya dengan informasi. Jenis literasi selain informasi ada literasi media dan literasi digital. Literasi media merupakan kemampuan seseorang untuk menggunakan berbagai media guna mengakses, analisis serta menghasilkan informasi untuk berbagai keperluan. Untuk medefinisikan literasi digunakan pendekatan trikotomi yang mencakup 3 bidang yaitu akses, pemahaman, dan menciptakan. Literasi media dapat dilakukan dengan kegiatan menganalisa, evaluasi, pengelompokan, induksi, deduksi, sintesis, dan abstrak. Literasi media menjadi solusi atas kekhawatiran banyak pihak akan dampak negatif dari media.
Literasi digital adalah himpunan sikap, pemahaman, dan keterampilan menangani dan mengkomunikasikan informasi dan pengetahuan secara efektif dalam berbagai media dan format. Literasi digital memiliki empat komponen utama yaitu tonggak pendukung, pengetahuan latar belakang, kompetensi, sifat dan perspektif.
3.2  Saran
Dengan perkembangan teknologi informasi yang saat ini telah berkembang pesat Literasi media sangat dibutuhkan agar masyarakat menjadi cerdas dan memiliki kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevakuasi dan mengkomunikasikan pesan sehingga dapat memilih mana yang baik dan mana yang buruk, untuk itu kita harus lebih bijak dan lebih selektif lagi dalam memilih berita di media misalnya pilih informasi yang berasal dari portal berita yang kredibel. Atau, jika lebih teliti sedikit, bisa menggunakan perangkat yang telah disiapkan oleh google atau aplikasi serupa untuk mengidentifikasi asal-usul foto atau berita. Jika lebih teliti, pasti akan terhindar dari hoaks.
REFERENSI
Kutipan Skripsi Literasi Informasi Guru, Rindyasari, Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia




Selasa, 04 Desember 2018

EFEK VIRALISASI TERHADAP TINGKAT SIMPATI NETIZEN DALAM KASUS #SAVEGEMPI

EFEK VIRALISASI TERHADAP TINGKAT SIMPATI NETIZEN
 DALAM KASUS #SAVEGEMPI
Sebagai Syarat Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Jurnalisme Online Yang Diampu oleh :
Ibu. Fatihatul Lailiyah S.sos, M.Med.Kom





DISUSUN OLEH:
Kelompok 2 
1. Ita Nur Janah              (5.16.03.05.0.021)
2. Intan Nurindar            (5.16.03.05.0.020)
3. Findach Anugrainy     (5.16.03.05.0.017)


PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM MAJAPAHIT 
2018




DAFTAR ISI
COVER ........................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Viralisasi.............................. 2
2.2 Dampak dari berita viralisasi..............       3
2.3 Solusi dari adanya dampak berita viral bagi masyarakat                                                           4
2.4 Pengertian Netizen.............................. 5
2.5 Peran Media Jurnalistik online dalam kasus #Savegempi                                                    6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................... 7
3.2 Saran ................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA






KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan tugas makalah mengenai EFEK VIRALISASI TERHADAP TINGKAT SIMPATI NETIZEN DALAM KASUS #SAVEGEMPI ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Saya ucapkan terimakasih kepada Ibu. Alifah selaku dosen mata kuliah Jurnalistik online di Universitas Islam Majapahit Mojokerto, yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
kami sangat berharap makalah dapat berguna dalam rangka menambah wawasan untuk masalah mengenai EFEK VIRALISASI TERHADAP TINGKAT SIMPATI NETIZEN DALAM KASUS #SAVEGEMPI.
Kami  juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang akan kami buat kembali dimasa yang akan datang. Mengingat tidak ada sesuatu saran yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelum dan sesudahnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Mojokerto, 28 November 2018


Penyusun



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi semakin hari semakin bertambah canggih hampir semua lini masyarakat saat ini memiliki telepon genggam dengan kecanggihan salah satunya internet bukan hanya itu, kemudahan akses internet ini juga semakin mempermudah masyarakat untuk mendapatkan berita berita terkini baik yang disebarkan melalui media online ataupun cetak.
Media sosial merupakan salah satu media online yang lebih banyak dipilih untuk mendapatkan informasi terkini, khususnya media sosial instagram. Sejak peluncuran instagram pertama kali – aplikasi ini dipilih menyita banyak pengguna media sosial lain sebelumnya. Instagram memiliki tingkat akurasi informasi lebih up to date karena sifatnya privasi.
Berita – berita atau informasi yang lagi viral pun seringkali tersebar melalui media sosial instagram. Hal ini sangat berpengaruh pada respon masyarakat mengenai suatu berita.
Dengan demikian adanya makalah ini akan membahas tentang viralisasi dan juga dampak viralisasi itu dikalangan masyarakat, dengan tujuan masyarakat lebih teredukasi tentang berita dalam media online
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Viralisasi?
2. Apakah akibat yang ditimbulkan dari adanya berita viralisasi bagi masyarakat?
3. Bagaimana cara mengatasi dampak dari berita viralisasi?
4. Apakah yang dimaksud dengan Netizen?
5. Bagaimana peran media jurnalistik online dalam kasus #Savegempi?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui maksud dari Viralisasi
2. Mengetahui akibat atau dampak dari adanya berita viralisasi bagi masyarakat
3. Mengetahui cara untuk mengatasi dampak dari adanya berita viralisasi bagi masyarakat
4. Mengetahui maksud dari pengertian Netizen
5. Mengetahui peran media jurnalistik online dalam kasus #Savegempi


















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Apakah yang dimaksud dengan Viralisasi
Belakangan ini sedang marak penggunaan kata viral, baik itu di internet maupun di media cetak, media elektronik dan khusunya di media sosial. Kata viral berasal dari bahasa asing yang berarti virus. Viral merupakan kata sifat yang berhubungan dengan internet dengan cara mempublikasikan ke masyarakat melalui media online.
Secara praktisinya virus virtual atau viral adalah penyebaran informasi atau komunikasi melalui dunia maya (media internet) khususnya di media soaial. Menjadi viral artinya disebarluaskan para pengguna media dengan cara dibagikan (share), suka (like) dan komentar (comments) oleh para netizen
Viral adalah aktivitas di dunia maya yang menggambarkan penyebaran sebuah informasi melalui media online yang tersebar dengan cepat sehingga membuatnya menjadi populer dan menjadi perbincangan khalayak umum. Informasi dapat berupa foto, video, berita dan lain sebagainya.
2.2    Apakah Dampak yang ditimbulkan dari berita viralisasi
Dahulu masyarakat mendapatkan informasi melalui televisi, radio, majalah, dan surat kabar hingga muncul tren baru yaitu media online, media online termasuk kedalam new media. Masyarakat di era sekarang yang suka dengan hal praktis dan cepat mulai berbondong-bondong beralih menggunakan media online sebagai sarana mendapatkan informasi, selain bisa diakses dimanapun dan kapanpun media online selalu update tentang berita terbaru, apalagi masyarakat sekarang yang lebih menyukai sesuatu yang “real time” dalam artian berita yang masih hangat dan baru saja terjadi.
Fenomena antusiasme masyarakat terhadap berita memiliki banyak dampak tersendiri. Kemudahan untuk saling memberikan informasi melalui media sosial dan penyebarannya memberikan dampak positif dan negatif. Dampak positifnya, informasi penting dapat segera diketahui dan ditindaklanjuti, tanggap akan informasi, peduli akan lingkungan, selalu waspada, terbuka terhadap sekitar. Namun dampak negatifnya tidak semua informasi yang disajikan tersebut benar. Selain itu, efek dari berita viral tersebut dapat mengundang berbagai tanggapan dari warganet. Ada yang berkomentar positif (pujian, dukungan, simpati), dan tak jarang pula berkomentar negatif (bully, sindiran, fitnah, kecaman, judge). Netizen ikut larut mengikuti alur cerita dari pemberitaan viral tersebut dan langsung beropini beragam pandangan, tanpa memfilter terlebih dahulu apakah berita tersebut terkonfirmasi dengan benar atau hanya isu belaka.
2.3    Bagaimana cara mengatasi dampak dari berita viralisasi 
Munculnya tagar seperti #savegempi yang beredar di media sosial oleh para netizen akan menimbulkan banyak komentar-komentar yang meresahkan untuk seseorang tersebut. Penggunaan tanda tagar tersebut bisa dianggap akan menyelakai kehidupan dimasa depannya. Solusi untuk menyikapi berita viral adalah para netizen sebaiknya bersikap lebih bijak dan dewasa dalam menanggapi sesuatu yang viral, tidak hanya ikut-ikut meramaikan tanpa memikirkan pihak lain demi eksistensi diri. Netizen diharapkan berfikir panjang sebelum ikut meramaikan komentar di media sosial. Coba bersifat dewasa menghadapi hal ini.Jika anda merasa dewasa dan ingin memberitahu netizen agar tidak meramaikan hastag itu, karena yang menurut netizen hal tersebut adalah salah satu bentuk simpati namun untuk pihak yang bersangkutan hal itu justru menjadi bomerang bagi kehidupannya. Kita juga bisa turut berkomentar dengan tegas memberitahu netizen lain kalau sikap mereka kurang baik.
2.3 Apakah yang dimaksud dengan Netizen
Netizen berasal dari kata Net yaitu internet, Zen yaitu citizen/warga yang berarti warga yang menggunakan internet atau biasa disebut pengguna internet. Yaitu seseorang yang aktif terlibat dalam komunitas maya atau internet pada umumnya.
2.4   Peran Media Jurnalistik Online dalam kasus #Savegempi
Viral! Perceraian Gading dan Gisel membuat heran banyak Warga Net
Baru-baru ini dunia entertaint sedang dikejutkan dengan kabar perceraian pasangan selebritis Gading dan Gisel.  Pasangan yang dinobatkan sebagai pasangan yang tidak pernah terendus kabar negatif oleh media pers ini tiba-tiba menjadi sorotan  karena Gisel melayangkan gugatan perceraian kepada Gading pada (19 november 2018). Hal ini sontan membuat warga net bertanya-tanya apa penyebab dari perceraian mereka. Bukan hanya itu, warga juga menaruh simpati pada kondisi Gempi,anak semata wayangnya yang masih kecil. Kabar tentang perceraian Gading dan Gisel ini menjadi viral khususnya di media sosial Instagram. Para pengguna instagram berbondong-bondong untuk melakukan sebuah wujud peduli terhadap kabar perceraian salah satunya adalah dengan menggaungkan Tagar #saveGempi. Nampaknya tanda tagar ini membuat gisel sang ibunda merasa tidak nyaman dan meminta kepada seluruh netizen agar menghentikan tanda tagar #savegempi yang disampaikan oleh gisel melalui video call dari korea selatan. Dia merasa tanda tagar itu akan menyelakai anaknya karena dirasa sampai detik ini gempi masih dalam keadaan yang baik baik saja, tidak hanya itu, gisel juga meminta kepada netizen bahwasannya tidak berlebihan untuk merespon.

Dari contoh kasus di atas yang merupakan berita viral yang masih hangat untuk diperbincangkan dan salah satu media yang aktif dan cepat menyebarkan adalah instagram.
1. Mengapa instagram?
Karena instagram merupakan konten yang sifatnya pribadi dan semua kalangan dapat mengakses mengenai kabar berita viral apapun terutama selebrita di tanah air. Selain itu instagram juga merupakan sebagai Media Jurnalistik Online yang diminati banyak kalangan
2. Apa pengertian dari instagram dan keunggulan instagram sehingga dipilih sebagai media online yang paling berpengaruh?
Instagram adalah merupakan sosial media yang paling terpopuler dikalangan masyarakat di seluruh dunia. Bisa diakses melalui Android os. Insta berarti mudah serta cepat, gram berarti telegram  yang dikaitkan sebagai media untuk mengirimkan informasi dengan cepat dan mudah.
Keunggulannya adalah
3. Efek yang ditimbulkan atas viralnya berita kasus Gading-Gisel dalam dunia Media Jurnalistik Online
1. Menumbuhkan sikap empati dan simpati bagi warga net, banyak yang memberikan dukungan serta suport terutama pada gempi, mulai pada pembuatan video mame tentang gempi
2. Terkait banyaknya video tentang gading-gisel yang diupload. Tentu, berita yang ada didalamnya membawa kerugian pada artis yang bersangkutan, tidak hanya itu video-video sampah seperti juga membodohi para netizen.
3. Para creator memunculkan konten yang berisi hoax sehingga banyak komentar dari netizen yang berujung pada pembullyan karena tidak dicerna baik baik isinya ditelan mentah-mentah begitu saja.

   


BAB III
        PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Viralisasi adalah Aktivitas di dunia maya yang menggambarkan penyebaran sebuah informasi melalui media online yang tersebar dengan cepat sehingga membuatnya menjadi populer dan menjadi perbincangan khalayak umum. Informasi dapat berupa foto, video, berita dan lain sebagainya.
2. Kemudahan untuk saling memberikan informasi melalui media sosial dan penyebarannya memberikan dampak positif dan negatif. Dampak positifnya, informasi penting dapat segera diketahui dan ditindaklanjuti, tanggap akan informasi, peduli akan lingkungan, selalu waspada, terbuka terhadap sekitar. Namun dampak negatifnya tidak semua informasi yang disajikan tersebut benar.
3. Solusi untuk menyikapi berita viral adalah para netizen sebaiknya bersikap lebih bijak dan dewasa dalam menanggapi sesuatu yang viral, tidak hanya ikut-ikut meramaikan tanpa memikirkan pihak lain demi eksistensi diri.
4. Netizen adalah pengguna pengguna internet, yaitu seseorang yang aktif terlibat dalam komunitas maya atau internet global pada umumnya.
5. Peran media jurnalistik online dalam kasus #Savegempi

3.2 Saran
Gunakan media sosial media dengan sebaik baiknya, jangan memviralkan sesuatu hal yang tidak penting lalu ujung ujungnya kita sendiri yang akan terkena imbasnya. Dan intinya sesuatu hal yang baik dan ada manfaatnya “be smart people”
Bagi para netizen harus pintar menilai, sebaiknya berkomentarlah yang baik dan jangan berstatemen sendiri, apabila ada konten konten dari para creator yang tidak baik hendaknya jangan terburu buru untuk terhasut sehingga akan menyebarkan berita hoax yang sama sekali tidak terbukti kebenarannya sehingga menjadi tidak akan menjadi sampah pada media jurnalistik online
























DAFTAR PUSTAKA

http://www.sumberpengertian.co/pengertian-viral
http://nasional.kompas.com/read/2017/08/23/19441601/warganet-dan-netizen-kini-sudah-masuk-kbbi-v-daring
http://www.cnnindonesia.com/hiburan/20181121130455-234-348081/gading-gisel-di-ambang-cerai-netizen-gaungkan-savegempi
instagram dengan hastag #savegempi
https://www.kompasiana.com/merpatidiwa/596e2eb7a6666474036f8073/dampak-penyebaran-berita-melalui-media-sosial-terhadap-masyarakat
https://wolipop.detik.com/tech-gadget/d-3638923/cara-bijak-tanggapi-hal-yang-viral-saat-berselancar-di-media-sosial