Selasa, 06 November 2018

BANTENGAN MOJOKERTO

BANTENGAN MOJOKERTO

Mojokerto adalah sebuah kabupaten di jawa timur yang merupakan bekas kerajaan majapahit. kerajaan majapahit yang merupakan kerajaan terbesar memiliki pusat di wilayah mojokerto. Melihat sejarah yang ada pada kota ini yang merupakan bekas pusat kerajaan terbesar se indonesia, tak heran jika banyak warisan budaya yang ditinggalkan seperti kebudayaan seni,makanan khas dan tempat wisata yang khas.sebagaimana kita tahu bahkan Indonesia.Pada kali ini yang akan membahas kebudayaan yang ada di wilayah mojokerto.Kebudayaan yang di bahas ini Kesenian Bantengan di Mojokerto. Yang sampai saat ini masih di lestarikan masyarakat mojokerto.
Bantengan merupakan kesenian khas Mojokerto. Hal ini merupakan suatu bukti bahwa indonesia mempunyai banyak perbedaan suku, ras, dan agama. Kesenian ini muncul dari nenek moyang daerah pacet mojokerto, yang mewariskan budayanya secara turun-temurun ke anak cucu mereka sehingga kesenian ini masih terjaga keasliannya dan dapat lestari hingga di era modern ini. Kesenian ini di aluni dengan gamelan khas jawa sebagai unsur musik dari kesenian ini
Sudah tergambar dikepala kita bahwa bantengan pasti berkaitan dengan banteng namun bantengan disini bukan merupakan banteng asli, namun banteng yang diperankan oleh orang. jika kita bicara tentang peran pasti berkaitan dengan drama, memang benar dalam kesenian ini kita menggunakan orang yang memakai kostum sehingga mirip dengan hewan. Namun, kesenian ini bukanlah seni drama yang memakai alur sehingga dapat jalan cerita yang dimengerti oleh penonntonnya melainkan ritual pemanggilan roh halus sehingga dapat berperan dengan cara merasuki badan mediator yang nantiya bergerak sesuai kemauan roh halus. Bicara tentang roh halus memang beberapa dari kita mendengarnya sedikit takut, karna identik dengan hantu, jin, maupun mahluk halus lainnya memang dalam kesenian ini kita menggunakan roh halus sehingga kesenian ini dapat terlaksana, jadi terdapat beberapa ritual pemanggilan yang dilakukan oleh pawang agar roh halus datang dan dapat masuk ke mediator. Untuk mediator juga bukan orang sembarangan, namun mediator merupakan anggota kesenian ini yang mana mempunyai kontrak dengan roh halus, sehingga nantinya roh halus tersebut bisa masuk ke tubuh orang yang tepat.
Sebenarnya bantengan ini terdapat di daerah batu, malang ataupun daerah jawa timur lainnya. namun bantengan khas mojokerto berbeda dengan daerah jawa timur lain, dari sumber bapak Budi harjo seniman, sekaligus penggiat kesenian bantengan mojokerto. Dilihat dari serangkaian acara yang ditampilkan dan bentuk dari banteng maupun banteng serta urut-urutan penampilan.

Sejarah Bantengan 

Pada kali ini tentang sejarah bantengan dari sisi sejarah dapat di ambil dari warisan dari nenek moyang para prajurit kerajaan majapahit yang dahulu ada dalam sejarah adalah topeng, akan tetapi dengan masuknya islam dalam wilayah kerajaan majapahit pada masa itu para prajurit yang melestarikan topeng geser ke daerah daerah lereng gunung. Yang tepatnya gunung welirang yang terdapat di sisi selatan kabupaten mojokerto. Dari larinya para prajurit yang masih meletarikan topeng tersebut para prajurit ini tetap melestarikannya. Tari toping ini biasanya di lakukan untuk persembahan untuk dewa. Akan tetapi pada masa itu agama islam semakin meluas sehingga para penggiat ini beralih untuk mengembangkanya agar dapt di lakukan dan di lestarikan masyarakat yang pada saat itu muslim di kembangkan dengan alam sekitar yang di sekitar hutan banyak sekali hewan hewan buas dan liar. Dari topeng dan di wilayah hutan tersebut banyak penduduk local yang mempunyai pencak silat lebih tepatnya beladiri. Selanjutnya dari topeng dan pencak silat itu di padukan. Menjadi pencak dor yang dahulu masih menjadi budaya penduduk di padukan dengan topeng yang di bawah oleh prajurit tersebut akan tetapi topeng disini menggunakan banteng yang pada awalnya karena dalam hutan yang sangat sering di jumpai itu banteng yang pada jaman dahulu banteng itu di sebut sapi jawi. Akan tetapi di tambahkanya dengan hewan hewan hutan yang lain seperti monyet, harimau, ular. Semuanya di gambarkan dengan bentuk topeng. Dan kesenian ini menjadi daya tarik yang tinggi pada masa itu. Hingga para pendekar dari pencaksilat yang pada saat itu turut melestarikan kesenian ini mewariskan kepada anak cucunya. Untuk lebih menariknya para pendekar tersebut menggunakan ilmunya untuk merasuki dalam topeng topeng tersebut roh dari hewan hutan tersebut yang di yakini akan menjadi  kesenian bantengan ini lebih menjiwainya. Dan kesenian ini menjadi turun temurun hingga sekarang

Perkembangan Bantengan

pada awalnya kesian ini yang menampilkan pencak dor dan paduan dari seni tari topeng, yang menampilkan tarian pencak, dari pencak tunggal, ganda dan kelompok yang di iringi kendang dan jidor. Pada acara selanjutnya kesenian bantengan cerita dimulai dari tari kembangan yang dilakukan salah seorang pendekar sebagai tanda dimulainya kesenian bantengan ini. Pendekar menampilkan beberapa jurus andalan dari perguruannya, jadi setiap perguruan mempunyai jurus andalannya masing – masing. Setelah melakukan tari kembangan, kesenian dilanjutkan dengan pencak silat yang mana terdiri dari beberapa bagian tegantung alat yang digunakan, yaitu pecut, clurit, obor, dan ada juga yang menggunakan tangan kosong. Terdapat pihak yang menang dan kalah, untuk yang menang adalah dia yang mampu bertahan sampai akhir tanpa kerasukan. Sebaliknya yang kalah adalah dia yang kerasukan roh halus lebih awal. Cerita mulai seru saat banyak mediator yang kerasukan, kemudian setelah banyak mediator yang kerasukan biasanya dilanjut dengan macanan, yang mana belum menggunakan banteng dalam pertunjukannya. Setelah sedikit lama, acara dilanjut dengan Bantengan yang mana merupakan inti acara. Setelah bantengan usai maka berakhirlah juga kesenian ini.

Anggapan masyarakat

Sisi Mistis

Dari anggapan masyarakat kesenian ini yang di anggap sebagai kesenian yang berbau mistis karena dalam pertunjukan kesenian bantengan ini yang selalu menggunakan kemenyan sesaji dan para pemainnya dalm pertunjukan selalu kesurupan. Dan banyak masyarakat yang di tunggu yaitu dari sisi kesurupannya tersebut. Setiap pertunjukan bantengan banyak masyarakat itu menunggu dari sesi kesurupannya.

Bantengan Sebagai kesenian

Dengan perkembangan jaman pada saat ini Kesenian Bantengan pada saat ini di kembangkan menjadi seni yang mempunyai layak jual dan layak tampil untuk semua kalangan yang dapat menceritakan tentang kesenian bantengan dan daerah mojokerto pada tempo dulu. Yang di wadahi oleh Dinas Kebudayaan yang membimbing untuk di jadikan kesenian yang bukan hanya menampilkan khasnya bantengan yang mistis akan tetapi di beri alur cerita untuk membuat kesenian ini layak jual dan dapat mengharumkan nama mojokerto. Dari pertunjukan bantengan sebagai kesenian ini dapat di tunjukkan ketika kita pagelaran bantengan kita akan membawakan ceri dalam pagelaran tersebut dengan cerita rakyat dan dalam pagelaran bentengan akan di berikan tari pencak silat yang menarik tari topeng dari monyet, harimau, ular, garuda, serta banteng yang menampilkan keindahan kostum yang membawa aspek seni lukis dan pahat, dan tarianya yang dapat di nikmati.

Tokoh dalam Mahesasura

Banteng : pengambaran dari hewan hutan yang pada masanya itu menjadi hewan yang ningrat karena banteng ini yang kerap di sebut dengan sapi jawa dalam bahasa latin (bosjavanicus) menjadi hewan yang dapat di bilang peliharaan mewah dan hewan ini yang membantu warga untuk menjadi hewan penjaga tamanan warga setempat.

Harimau jawa : masayarakat di lereng gunung mengultuskan sebagai lambang kekuatan spirit tual yang mempunyai energy yang kuat. 

kera : yang menggabarkan rakyat jelata yang mempunyai ikatanm social yang sangat kuat dalam kelompok gotong royong untuk menjaga lingkungan.

Ular / naga : yakni hewan yang penuh mitos pada jaman dahulu sering menjadi pertanda untuk penduduk untuk waktu yang akan datang

Burung Garuda : yang di sebut lang jawa dalam pengambaran tokoh ini untuk menjaga alam yang dapat melihat dari atas atau kejauhan.

Angkara murka : menggambarkan sosok manusia yang merusak lingkungan alam hutan

Panji panji : di gambarkan dari kekuatan dari pendekar majapahit yang peduli dengan lingkungan.

Maksud dari karakter dia atas tak lepas dari penjagaan alam di hutan, untuk tokoh yang di dapat dari hewan hutan yang sangat menjaga untuk menjaga hutan untuk jangka lama. Kenapa dari sanggar kami mengangkat tokoh tokoh tersebut yakni dari sesepuh berpesan dari kesenian bantengan ini dengan maksud dan berpesan selalu untuk menjaga lingkungan dan manjauhkan kepunahan hewan hutan yang mana dari beberapa hewan sudah punah di lereng gunung welirang sendiri.
Perbedaan dari sanggar mahesasura yang lebih menunjukan dari kesenian bantengan yang mempunyai alur cerita dalm segala pertunjukan. Lebih condong dalam sendratari akan tetapi tidak lepas pada keseinan bantengan yang khas mojokerto. Sanggar mahesa yang tidak meninggalkan budaya dan tradisi bantengan akan tetapi di bawa dengan penampilan masa kini yang modern dengan mengikuti perkembangan jaman.
Dari awal penciptaan dari kesenian bantengan yang mana pada masa itu yaitu pertunjukan yang dengaan maksud untuk menyampaikan kepada masyarakat bahwa alam ini harus dijaga dan di lestarikan. Akan tetap warga yang sangat tertarik dari kesenian bantengan itu dari kesurupannya dan kekuatan dari kesurupan itu yang di gunakan untuk menarik warga dan di pergunakan untuk penyampaian pesan dari pertunjukan ini.
Sanggar kami menunjukan keaslian dari awal penyampaian pesannya dan tidak menunjukan ke masyarakat bahwa pertunjukan ini bukan yang di utamakan mistis akan tetapi dari penyampaian pesan dalam pagelaran tertentu dan mempunyai tujuan dalam pagelaran. Akan tetapi sanggar mahesa sura sendiri menuangkjan dalam masa kini dan mengikuti perkembangan jaman pada saat ini yang mana banyak masyarakat sudah berfikir bahwa bantengan itu terkait dengan mistis yang sangat tinggi kami membuktikan bahwa bantengan ini dapat menjadi pertunjukan kesenian yang mempunyai laur certa dan dapat menyampaikan pesan untuk penonyton bantengan tersebut dengan menunjukkan aspek seni tari, peran, beladiri dan teater yang di tuangkan dan di kemas dengan perkembangan jaman yang ada dan menarik untukl segala kalangan. Tak luput juga untuk mengembalikan keaslian bantengan itu sendiri akan tetapi membawanya dalam kesian yang modern dan menarik dari sisi kesenian yang asli dari kesenian bantengan.

Kunjungi blog pribadi saya : https://ahmadarif05.blogspot.com/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar